Escape the Crowds: Early Morning Snorkeling at Gili Meno Statues

Kepulauan Gili, yang terletak di lepas pantai barat laut Lombok, Indonesia, terkenal dengan airnya yang jernih, terumbu karang yang berwarna-warni, dan berbagai kehidupan laut yang indah. Para pecinta snorkeling berbondong-bondong ke pulau-pulau surga ini, bersemangat untuk menjelajahi ekosistem bawah air yang kaya dan bertemu dengan penyu-penyu yang melimpah di sekitar perairan tersebut. Bagi mereka yang mencari pengalaman yang unik dan memukau, mengunjungi patung-patung Gili Meno adalah suatu keharusan—suatu spektakel yang terendam yang tidak hanya memenuhi fantasi putri duyung tetapi juga menciptakan latar belakang untuk foto perjalanan yang benar-benar epik.

Kisah di balik patung-patung Gili Meno, yang sesuai dinamai "Nest" (Sarang), menambah lapisan menarik pada daya tarik bawah air ini. Dipesan oleh BASK, sebuah eco-resort yang berdiri dengan bangga di dekatnya, patung-patung ini dibuat oleh tangan terampil seniman asal Inggris, Jason deCaires Taylor. Dideskripsikan sebagai "cantik dengan keangkeran," 48 patung berukuran nyata ini membentuk lingkaran di dasar laut, dengan sosok yang merangkul menutupi sosok yang melingkar. Yang membedakan patung-patung ini adalah asal-usul mereka—mereka dicetak dari cetakan orang nyata, membuat setiap patung menjadi kreasi yang unik dan personal.

Jason deCaires Taylor, seorang seniman patung bawah air terkenal dengan karya-karyanya yang meliputi Kepulauan Canary, Meksiko, Hindia Barat, dan bahkan pameran sementara di Sungai Thames di London, merancang Nest tidak hanya sebagai masterpiece visual tetapi juga sebagai tempat perlindungan lingkungan. Patung-patung tersebut, terbuat dari semen bersifat pH-netral dan ramah lingkungan serta diamanatkan dengan aman ke dasar laut, berfungsi sebagai kanvas bagi terumbu karang untuk berkembang, membentuk terumbu karang buatan. Di dunia di mana terumbu karang dengan cepat mengalami kerusakan karena berbagai faktor, termasuk polusi, overfishing, dan perubahan iklim, inisiatif seperti Nest memberikan sinar harapan. Patung-patung itu, berperan sebagai tempat perlindungan bagi kehidupan laut, menunjukkan cara berkelanjutan untuk berkontribusi pada penyelamatan kembali ekosistem penting ini.

Signifikansi lingkungan dari patung-patung bawah air Gili Meno menjadi lebih jelas di tengah-tengah penurunan terumbu karang global. Gempa bumi tahun 2018 dan perambatan ilegal di sekitar Kepulauan Gili memperparah kerusakan pada terumbu karang yang beragam di Indonesia. Namun, Nest berdiri sebagai bukti dari upaya manusia untuk membalik tren ini, menyediakan platform bagi terumbu karang lunak, spons, dan kehidupan laut lainnya untuk berkembang. Seiring waktu, patung-patung ini akan bertransformasi menjadi terumbu karang yang sepenuhnya terbentuk, menunjukkan potensi struktur buatan manusia untuk mendukung dan mempertahankan ekosistem bawah air.

Bagi yang merencanakan kunjungan, Gili Meno terletak dengan sangat nyaman di antara Gili Trawangan di sebelah barat dan Gili Air di sebelah timur, dapat diakses dengan perjalanan singkat menggunakan perahu dari Bali. Patung-patung tersebut secara strategis ditempatkan di sisi barat pulau, di depan BASK Resort, yang direncanakan dibuka pada tahun 2020.

Mengingat popularitas patung-patung Gili Meno, disarankan untuk merencanakan kunjungan Anda dengan bijaksana. Jam sibuk, biasanya dari pukul 10 pagi hingga 12 siang, menarik kerumunan perahu dan wisatawan, yang berpotensi mengurangi pengalaman yang magis. Untuk peluang foto terbaik, pertimbangkan untuk mengunjungi pada pagi hari (pukul 8 pagi atau lebih awal) atau sekitar pukul 1 siang ketika banyak tur perahu sedang istirahat makan siang atau kembali.

Para perenang yang mendekati patung-patung dari Gili Meno sebaiknya berhati-hati karena adanya karang yang tajam, dan disarankan untuk menggunakan sirip agar dapat menjelajahi terumbu karang yang berkembang dengan lebih aman dan dekat. Pariwisata yang bertanggung jawab sangat ditekankan, mendorong pengunjung untuk menghindari menyentuh atau mengganggu kehidupan laut serta menahan diri dari memberi makan ikan, karena tindakan-tindakan ini dapat mengganggu ekosistem bawah air yang sensitif. Selain itu, disarankan untuk menggunakan tabir surya yang ramah terumbu karang, dengan banyak toko di Gili Trawangan menawarkan opsi yang cocok untuk melindungi terumbu karang dan kehidupan laut dari bahan kimia berbahaya.